Sabtu, 05 Juni 2010

Mereka Yang Hidup Didaerah Konflik

Saat ini sedang marak-maraknya berita di hampir setiap stasiun televisi nasional mengenai para relawan perdamaian yang sedang menuju daerah konflik di Gaza, Pakistan yang diserang oleh pasukan khusus dari Israel secara brutal dan tanpa alasan yang jelas. Beberapa diantara para korban tersebut ada termasuk Warga Negara Indonesia yang menjadi korban penyerangan tersebut. Mereka ada disana dalam misi perdamaian sebagai pasukan relawan. Untungnya saat ini mereka sudah kembali ke Indonesia.

Tujuan mereka pergi ke Pakistan untuk membantu warga disana. Karena sangatlah sulit untuk dibayangkan oleh kita yang hidup didaereh tanpa konflik bila dibandingkan dengan kehidupan mereka disana. Kehidupan mereka sangatlah keras. Mereka kehilangan rumah, harta benda, dan yang paling berharga adalah mereka kehilangan keluarga.

Bagitu juga dengan nasib anak-anak yang hidup didaerah konflik. Mereka tidak bisa menikmati indahnya masa kecil mereka dengan tenang. Dari hari ke hari yang mereka saksikan adalah kekerasan dan kekerasan. Mereka tidak bisa pergi sekolah, tidak bisa bermain bersama teman-temannya bahkan mungkin mereka tidak bisa merasakan kehangatan suatu keluarga. Karena mungkin saja keluarga mereka hilang atau menjadi korban akibat perang yang terjadi didaerah tersebut. Karena dari masa kecil yang mereka saksikan hanyalah praktek kekerasan maka secara psikologis akan terbentuk suatu pola pikir yang agresif pada masing-masing individu anak tersebut, sehingga anak-anak tersebut menjadi terbiasa untuk bertindak kekerasan. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan adanya tentara anak kecil yang biasanya terjadi didaerah konflik. Sebagai anak kecil yang mungkin terpaksa menjadi tentara, mereka tidak segan-segan untuk membunuh.

Selain itu factor trauma juga menjadi hal serius untuk diperhatikan. Peristiwa-peristiwa yang dialami oleh anak-anak tersebut semasa kecilnya akan terus membekas sepanjang hidupnya yang akan menimbulkan trauma. Banyak hal yang bisa menimbulkan trauma pada seseorang, misalnya karena keadaan perang yang tak kunjung selesai, kehilangan keluarga, kehilangan tempat tinggal sehingga mereka selalu berpindah-pindah, dll.

Kehidupan didaerah konflik memang sangat memilukan, oleh karena itu sudah sepatutnya kita bersyukur karena kita tidak seperti mereka yang hidup didaerah konflik. Terimakasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar