Sabtu, 05 Juni 2010

GANGGUAN BAHASA EKSPRESIF

Anak-anak dengan gangguan ini mempunyai intelegensia non verbal, pendengaran, kemampuan komprehensi, emosi dan artikulasi yang normal. Gangguan ini disebabkan disfungsi otak yang menagakibatkan ketidakmampuan menerjemahkan gagasan untuk berbicara. Anak dapat menggunakan mimik untuk menyatakan kehendak.

Keadaan ini sulit dibedakan dengan developmental language delay. Anak mengalami kesulitan mengkomunikasikan kebutuhan, pikiran dan maksudnya dengan ucapan yang benar. Perbendaharaan kata terbatas, kalimat pendek, tidak lengkap dan tata bahasa kacau. Cerita dan kejadian disampaikan secara tidak terorganisasi.

Sebanyak 50 - 80 % di antara anak-anak ini akan mencapai kemampuan berbicara yang normal sebelum umur sekolah. Prognosis kurang baik bila gangguan berbicara ekspresif menetap sampai umur sekolah. Anak-anak ini dapat menunjukkan gangguan lainnya misalnya gangguan membaca dan gangguan pemusatan perhatian. Kadang-kadang anak tampak normal, tetapi tetap mengalami kesulitan bila harus menceritakan suatu hal yang kompleks.

Hambatan ini akan menurunkan prestasi akademik, menyebabkan gangguan personal-sosial dan timbulnya rasa rendah diri. Di kemudian hari, anak-anak ini mempunyai resiko mengalami disleksia dan berbagai gangguan psikiatrik lainnya. Berbeda dengan developmental language delay yang dapat sembuh sendiri, anak-anak ini tetap mengalami gangguan bila tidak dilakukan intervensi.

Pada gangguan bahasa ekspresif, secara klinis kita bisa menemukan gejala seperti perbendaharaan kata yang jelas terbatas, membuat kesalahan dalam kosakata, mengalami kesulitan dalam mengingat kata-kata atau membentuk kalimat yang panjang dan memiliki kesulitan dalam pencapaian akademik dan komunikasi sosial, namun pemahaman bahasa anak tetap relatif utuh. Gangguan menjadi jelas kira-kira pada usia 18 bulan, saat anak tidak dapat mengucapkan kata dengan spontan atau meniru kata dan menggunakan gerakan badannya untuk menyatakan keinginannya. Jika anak akhirnya bisa berbicara, defisit bahasa menjadi jelas, terjadi kesalahan artikulasi seperti bunyi th, r, s, z, y. Riwayat keluarga yang memiliki gangguan bahasa ekspresif juga ikut mendukung diagnosis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar