Senin, 05 Oktober 2009

TAHAP PERKEMBANGAN FREUD DAN ERIKSON

TAHAP PERKEMBANGAN SIGMUND FREUD:

PSIKOSEKSUAL


  • Tahap Oral.

Tahap perkembangan ini terjadi dari lahir sampai usia 18 bulan, yaitu sumber kenikmatan utama pada bayi berorientasi pada mulut. Seperti memnghisap dan menelan.


  • Tahap Anal.

Tahap perkembangan ini terjadi pada usia 12/18 bulan sampai 3 tahun, yaitu anak mendapatkan kepuasan dengan menahan atau melepaskan feces. Zona kepuasaannya adalah daerah anal dan toilet training merupakan aktivitas penting.


  • Tahap phalic.

Terjadi pada usia 3 sampai 6 tahun, yaitu anak lebih dekat dengan orang tua yang jenis kelaminnya berlawanan dan kemudian mengidentifikasikannya dengan orang tua berjenis kelamin sama. Pada masa ini suoerego anak berkembang.


  • Tahap Latency

Terjadi pada usia 6 tahun sampai pubertas, yaitu merupakan tahap yang paling baik dalam perkembangan kecerdasan (masa sekolah), dan dalam tahap ini seksualitas seakan-akan mengendap, tidak lagi aktif dan menjadi laten. Pada masa ini anak lebih mudah dididik dari pada fase sebelum dan sesudahnya.


  • Tahap Genital
Terjadi pada pubertas sampai kedewasaan, yaitu mempunyai sifat narcistis artinya individu mempunyai kepuasan dari perangsangan dan manipulasi tubuhnya sendiri dan orang lalin. Pada tahap ini diarahkan ke objek diluar; si puber mulai belajar mencintai orang lain karna alasan altruistis bikan karna alasan narcistis.


TAHAP PERKEMBANGAN ERIKSON:

PSIKOSOSIAL


  1. Trust vs Mistrust (Kepercayaan vs Ketidak percayaan).

Terjadi dari mulai lahir sampai usia 12-18 bulan. Bayi mengembangkan perasaan nyaman dengan lingkungan atau suatu situasi yang menimbulkan rasa percaya. Jika bayi tidak merasakan rasa nyaman ia tidak akan percaya akan lingkungannya. Contoh: bayi yang menangis akan diam saat digendong ibunya, dan akan menangis jika sadar yang menggendongnya bukan ibunya.


  1. Autonomy vs Shame and Doubt (Otonomi vs Rasa Malu dan Ragu-ragu).

Terjadi pada periode perkembangan masa bermain (12-18 bulan hingga 3 tahun). Anak mempelajari apakah yang diharapkan dari dirinya, apakah kewajiban – kewajiban dan hak – haknya disertai apakah pembatasan – pembatasan yang dikenakan pada dirinya, inilah tahap saat berkembangnya kebebasan pengungkapan diri dan sifat penuh kasih sayang, rasa mampu mengendalikan diri akan menimbulkan dalam diri anak rasa memiliki kemauan baik dan bangga yang bersifat menetap, jika orang tua dapat menolak anak untuk melakukan apa yang dapat dilakukannya, tetapi tidak patut dilakukan. Sebaliknya, orang tua dapat mendorong atau memaksa anak melakukan yang patut, sesuai batas kemampuannya. Hal ini akan menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Apabila orang tua melindungi anak berlebihan atau tidak peka terhadap rasa malu anak di hadapan orang lain dapat menumbuhkan pribadi pemalu dan ragu – ragu yang bersifat menetap.


  1. Initiative vs Guilt (Inisiatif vs Rasa Bersalah).

Terjadi pada periode perkembanganmasa awal anak-anak (tahun pertama pra-sekolah 3-6 tahun). Tahap ini menumbuhkan inisiatif anak pada masa awal anak masuk sekolah atau taman kanak-kanak. Anak akan lebih kreatif dan secara fisik akan lebih seimbang maupun kejiwaannya. Ditambah lagi jika orang tua mampu memberikan dorongan dan mengasah kemampuan dalam berkreativitas atau membantu anak untuk melaksanakan tugasnya, dan jika orang tua tidak memberikan dorongan atau tidak membantu anak untuk menyelesaikan tugas-tugasnya ataupun orang tua terlalu keras mendidik dengan banyak hukuman saat anak sedang berusaha menunjukkan dirinya bahwa ia bisa atau pun ia ingin, maka anak akan tumbuh sebagai pribadi yang selalu takut salah dan tidak ingin mencoba sesuatu yang baru.


  1. Industry vs Inferiority (Tekun vs Rasa Rendah Diri).

Terjadi pada periode perkembangan masa pertengahan dan akhir anak-anak (tahun- tahun sekolah, 6 tahun–pubertas). Masa awal anak-anak yang penuh imajinasi, ketika anak-anak memasuki tahun sekolah dasar, mereka mengarahkan energi mereka pada penguasaan pengetahuan & keterampilan intelektual. Tertarik pada bagaimana sesuatu diciptakan & bagaimana sesuatu itu bekerja. Orang tua atau guru memberikan antusiasme pada daya tarik anak pada kegiatannya, untuk mendorong bangkitnya rasa tekun anak / siswa.

Periode ini anak berpikir intuisif atau berpikir mengandalkan ilham, anak-anak berimajinasi memperoleh kemampuan 1 langkah berpikir mengkoordinasi pemikiran & idenya dengan peristiwa tertentu ke dalam sistem pemikirannya sendiri. Erikson yakin guru mempunyai tanggung-jawab khusus bagi perkembangan ketekunan anak-anak, guru secara lembut tetapi tegas memaksa anak-anak ke dalam pencarian untuk menemukan bahwa seseorang dapat belajar mencapai sesuatu yang tidak ia pikirkan sendiri (perkembangan kognitif ditinjau dari sudut karakteristiknya sudah sama dengan kemampuan kognitif orang dewasa). Yang berbahaya pada tahap ini adalah perasaan tidak kompeten dan tidak produktif.


  1. Ego-Identity vs Role Confusion (Identitas Diri vs Kekacauan Peran).

Terjadi pada periode perkembangan masa remaja 12 -20 tahun. Selama masa ini individu mulai merasakan suatu perasaan tentang identitasnya sendiri, perasaan bahwa ia adalah manusia unik, namun siap untuk memasuki suatu peranan yang berarti ditengah masyarakat, entah peranan ini bersifat menyesuaikan diri atau sifat memperbaharui, mulai menyadari sifat – sifat yang melekat pada dirinya sendiri, seperti aneka kesukaan dan ketidaksukaannya, tujuan – tujuan yang dikejarnya di masa depan kekuatan dan hasrat untuk mengontrol nasibnya sendiri. Inilah masa dalam kehidupan ketika orang ingin menentukan siapakah ia pada saat sekarang dan ingin menjadi apakah ia dimasa yang akan datang ( masa untuk membuat rencana – rencana karier ).


  1. Intimacy vs Isolation (Keintiman vs Pengasingan).

Terjadi pada periode perkembangan masa awal dewasa (20-24 tahun). Menurut Erickson, masa ini menumbuhkan kemampuan dan kesediaan meleburkan diri dengan diri orang lain, tanpa merasa takut merugi atau kehilangan sesuatu yang ada pada dirinya yang disebut Intimasi. Ketidak mampuan untuk masuk kedalam hubungan yang menyenangkan serta akrab dapat menimbulkan hubungan sosial yang hampa dan terisolasi atau tertutup ( menutup diri ).


  1. Generativity vs Stagnation (Perluasan vs Stagnasi).

Generativitas yang ditandai jika individu mulai menunjukkan perhatiannya terhadap apa yang dihasilkan, keturunan, produk – produk, ide – ide, dan keadaan masyarakat yang berkaitan dengan kehidupan generasi – generasi mendatang adalah merupakan hal yang positif. Sebaliknya, apabila generativitas lemah atau tidak diungkapkan maka kepribadian akan mundur dan mengalami pemiskinan serta stagnasi, jika pada usia ini kehidupan individu didominasi oleh pemuasan dan kesenangan diri sendiri saja. Individu negatif tidak menunjukkan fungsi – fungsi produktif, baik sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat.


  1. Integrity vs Despair (Integritas dan Kekecewaan).

Terjadi pada periode perkembangan masa akhir dewasa (60 tahunan). Masa ini menunjukkan positif, jika memiliki kepribadian yang bulat utuh yang ditandai sikap bijaksana, rasa puas terhadap masa hidupnya dan tidak takut menghadapi kematian. Sebaliknya, kepribadian yang pecah selalu menunjukkan pribadi yang penuh keraguan, merasa selalu akan menerima kegagalan dan merasa selalu dibayangi kematian.


Referensi :

  • Wiratih Rahayu. Artikel Psikologi Perkembangan(Teori Erikson). www.bintangbangsaku.com. 31 Mei 2008.

  • Ihsanto Rachat Septian.Teori Psikososial Tentang Perkembangan (Erik Erickson ). www.wartawarga.gunadarma.ac.id. 12 September 2009.

  • Suryabrata Sumadi. Psikologi Kepribadian. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2003.

  • Papalia.D., Old. S., Feldman.,. Human Development. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. 2008.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar