Senin, 12 Oktober 2009

perbedaan psikoanalisa, behaviorisme dan humanistik

PERBEDAAN TEORI PSIKOANALISA, BEHAVIORISME DAN HUMANISTIK


1. Psikoanalisa


Tokoh dari psikoanalisa adalah Sigmund Freud (1859-1939). Freud terlalu menekankan aspek naluriah dan aspek biologis kepribadian, dan kurang memperhatikan kenyataan bahwa manusia merupakan produk masyarakat dimana mereka tinggal. Teori kepribadian Freud hampir seluruhnya didasarkan kepada pengamatannya tentang individu yang mengalami gangguan emosional dan mungkin bukan merupakan deskripsi yang tepat tentang kepribadian yang normal dan sehat. Teori psikoanalisa berasumsi bahwa perilaku yang berbeda mungkin didasari oleh impuls atau konflik yang sama. Misalnya, seorang ibu yang merasa marah pada anaknya mungkin akan menghukum dan mencacinya, atau mungkin dia akan menekan impuls kemarahannya lalu menjadi sangat protektif dan penuh perhatian terhadap anak itu.



2. Behaviorisme


Tokohnya adalah J.B.Watson (1879-1958). ia mennolak bahwa pikiran sebagai subjek psikologi dibatasi pada studi tentang perilaku dari kegiatan-kegiatan manusia dan binatang yang dapat di observasi atau manusia diperlakukan seperti mesin. Ada 3 ciri penting didalam aliran perilaku :

  • Menekankan pada respon-respon yang dikondisikan sebagai elemen-elemen atau bangunan perilaku.
  • Menekankan perilaku yang dipelajari pada perilaku yang tidak dipelajari (refleks). Behaviorisme menolak kecenderungan-kecenderungan perilaku bawaan.
  • Difokuskan pada perilaku binatang atau manusia dianggap seperti mesin.



3. Humanistik


Tokohnya adalah A.Maslow. Aliran humanistik memiliki kekuatan untuk memotivasi seseorang untuk menjadi lebih baik, memiliki pandangan positif dan berusaha menjadi lebih baik. Menurut psikologi humanistik manusia adalah makhluk kreatif, yang dikendalikan oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri bukan oleh kekuatan-kekuatan ketidaksadaran. 5 macam kebutuhan yang berhirarki, meliputi :

· kebutuuhan-kebutuhan fisiologis (the physiological needs)

· kebutuhan-kebutuhan rasa aman (the safety needs)

· kebutuhan rasa cinta dan memiliki (the loves and belongingness needs)

· kebutuhan akan penghargaan (the self-esteem needs)

· kebutuhan akan aktualisasi diri (the self-actualization needs)



Referensi:

  • Atkinson, R.L., Atkinson, R.C., dan Hilgard, E.R. 1994. Pengantar Psikologi Jilid 2. Edisi Ke- 8. Editor: Agus Dharma. Jakarta: Erlangga.
  • Schultz, D. 1991. Psikologi Pertumbuhan: Model-Model Kepribadian Sehat. Oleh: Drs. Yustinus MSc. OFM. Yogyakarta: Kanisius.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar